Indonesia Dorong Penguatan Kelembagaan OKI dan Kerjasama Teknis di Bidang Perempuan
By Admin
nusakini.com--Indonesia kembali berkiprah dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-6 tentang Peran Perempuan di Negara – Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berlangsung di Istanbul, 1-3 November 2016. Tema Pertemuan ke-6 “Status of Women in OIC Member States in Light of the Current Challenges” bertujuan untuk mengadaptasi mekanisme dan institusi OKI agar semakin mampu berkontribusi dalam menjawab permasalahan terkini yang dihadapi perempuan di negara-negara muslim.
Dalam persidangan, Menteri Yohana Yembise berbagi pengalaman tentang capaian dan tantangan Indonesia dalam melaksanakan berbagai tujuan Rencana Aksi Organisasi Kerjasama Islam untuk Pemajuan Perempuan/OPAAW (OIC Plan of Action for the Advancement of Women) antara lain peningkatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan, pemberdayaan ekonomi maupun perlindungan terhadap perempuan dari kekerasan serta dalam situasi krisis, bencana alam dan konflik bersenjata di negara-negara muslim.
Menteri Yohana juga menyerukan agar KTM ke-6 dapat memperbaiki pondasi kerjasama OKI di bidang pemberdayaan perempuan dengan melakukan perubahan terhadap dokumen OPAAW dan mengembangkan mekanisme pendukung kerjasama seperti aktifasi segera OIC Women in Development Organization, menyepakati OIC Advisory Mechanism dan penunjukan Goodwill Ambassadors untuk urusan keluarga dan pemberdayaan perempuan, perlindungan keluarga dan institusi pernikahan.
Dalam hal ini, delegasi Indonesia menekankan bahwa solidaritas dan pemajuan isu perempuan di antara negara muslim dapat direalisasikan secara nyata melalui kerjasama teknis misalnya di bidang penghapusan kekerasan terhadap perempuan, perlindungan perempuan dalam situasi krisis dan bencana alam; mendorong peningkatan penguatan mekanisme dan kerjasama di antara negara-negara Muslim khususnya dalam menghadapi tantangan-tantangan terkini mulai dari konflik, kemiskinan, radikalisasi, kekerasan, terorisme, dan krisis kemanusiaan dimana perempuan dan anak perempuan senantiasa menjadi korban.
Peningkatan kerjasama teknis di bidang perempuan juga disuarakan Menteri Yohana dalam kesempatan bilateral dengan Menteri Keluarga dan Kebijakan Sosial Turki serta Wakil Presiden Dewan Perempuan Iran. Dalam kesempatan ini, Indonesia menawarkan kerjasama di bidang yang masih menjadi tantangan di kedua negara seperti penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan pernikahan anak/dini. Indonesia juga menampilkan pengalaman terbaik di bidang kerjasama teknis bagi pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi termasuk bagi perempuan pekerja migran.
Konferensi ini merupakan Pertemuan Tingkat Menteri yang diselenggarakan dua tahun sekali di bawah kerangka Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan khusus membahas isu-isu yang terkait kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di negara anggota OKI. Sebelumnya pada tahun 2012 Indonesia pernah menjadi tuan rumah yang menghasilkan dokumen Jakarta Declaration.(p/ab)